Sejak didirikan lebih dari 70 tahun lalu, ada satu benda ikonis yang hingga kini masih menjadi idola di kalangan penggemar Dior. Syal berbentuk persegi dengan ragam motif yang kaya akan cipratan warna adalah pesohor yang telah ada sejak mula.
Tahun demi tahun terus dibuat dengan sentuhan tangan gemulai para artisan. Menampilkan corak dan gaya yang berbeda-beda, sesuai dengan visi kreatif yang diusung oleh para direktur kreatif pada eranya masing-masing. Musim ini, Maria Grazia Chiuri seakan menjadikan syal sebagai aksesori pendamping yang paling ditonjolkan.
Terlihat bagaimana ia menggunakan syal dengan berbagai macam gaya pada peragaan musim gugur tahun ini. Dikepang, menjadi aksesori leher, dipakai di kepala dengan gaya 1960-an, sebagai atasan, aksesori di tas, dan lain sebagainya. Pembawaan yang disuguhkan oleh Chiuri senantiasa memancarkan gaya yang sangat modern terlebih lewat motif yang diusungnya untuk menjadi paduan senada maupun bertabrakan dengan busananya itu.
Musim ini tiga motif yang paling menjadi primadona pada syal sutra tersebut adalah Around The World, Zodiac, dan Mizza yang sempat dipadukan dengan coat senada. Palet yang kaya warna serta proses cetak yang sangat detail menjadikan syal ini benda seni dengan cerita savoir-faire tersendiri.
Dibuat dengan kain tenun sutra dengan benang yang terjalin rapat membuat syal ini menjadi lebih bervolume, mengilap, lembut ketika disentuh, serta memberikan kepadatan warna. Setiap helai syal pun menawarkan keunikan yang berbeda-beda lewat proses kerajinan yang berbeda pula. Satu hal yang pasti, seperti apa yang dikiaskan oleh Christian Dior sendiri bahwa syal layaknya sebuah dasi bagi gaya berpakaian laki-laki, ia akan memberikan sentuhan personaliti yang unik yang memancarkan persona kuat pemakainya. (JE) Foto: Dior.
