
“Referensi hiburan akan bergeser ke alternatif liburan yang tidak banyak orang, seperti solo travel, wellness tour, termasuk di dalamnya juga virtual tourism serta staycation,” tutur Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat kabinet terbatas melalui konferensi video pada akhir Mei lalu. Ia memprediksi akan adanya pergeseran tren wisata selama fase new normal atau normal baru. Hal ini tentu saja demi memutus penyebaran virus.
Sebenarnya, staycation sendiri bukanlah suatu konsep yang baru. Staycation merupakan gabungan dari dua kata, stay and vacation. Ada pula yang menyebutnya holistay yang disingkat dari kata holiday dan stay. Awalnya konsep staycation populer di negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat ketika krisis finansial global melanda pada 2007-2010. Melalui siaran pers yang dibagikan oleh Zen Rooms, berdasarkan Google Dictionary, staycation adalah liburan yang dilakukan di negara sendiri. Bukan di luar negeri, atau liburan yang dilakukan di rumah dan melibatkan perjalanan ke atraksi-atraksi lokal yang berada di sekitar area tempat tinggal, atau dengan kata lain, menjadi turis di kota sendiri
Dengan adanya opsi staycation, wisatawan dapat mengobati kejenuhan setelah mendekam di dalam rumah selama berbulan-bulan. Pilihan ini juga dapat dibilang lebih aman, ketimbang memaksakan diri untuk pergi ke luar negeri tanpa adanya kepastian apakah pandemi ini sudah benar-benar berakhir. Tentunya, kita tidak mau tiba-tiba terjebak di negeri asing karena adanya gelombang pandemi di tempat tersebut. Selain adanya faktor keamanan dan keselamatan yang lebih terjamin, staycation dinilai lebih ringkas dibandingkan liburan konvensional. Anda tak perlu membeli tiket, menyewa mobil, ataupun membawa bagasi yang berlebih.

Hal lain yang diprediksi akan menjadi tren baru dalam berwisata ialah adanya pilihan privasi atau paket khusus yang dikurasi secara personal. Roland Fasel, Chief Operating Officer dari jaringan resor mewah Aman Resorts, berbagi pandangannya bahwa di masa depan orang-orang akan ingin pergi dari keramaian dan menemukan tempat perlindungan yang damai. “Mereka yang berani melakukan perjalanan selama pandemi akan semakin menginginkan pengalaman seputar santapan pribadi, vila pribadi, dan juga paket jelajah alam,” ucapnya.
Lalu bagaimana para hotel mempersiapkan diri di era new normal? …..

Jika dahulu para wisatawan lebih memprioritaskan tentang persoalan biaya, keamanan, dan kenyamanan, kini aspek kebersihan, physical distancing, serta penerapan protokol kesehatan di ruang publik menjadi perhatian utama. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani dalam sebuah konferensi pers daring pada pertengahan Juni lalu, mengucapkan bahwa setidaknya di bulan Juli ini beberapa hotel sudah siap membuka pintunya untuk menyambut kenormalan baru dan gaya hidup baru. Untuk memastikan kenyamanan maksimal tanpa mengorbankan kesehatan para tamunya, beberapa hotel pun mulai mengadopsi regulasi kesehatan baru.
Grup resor mewah Belmond misalnya yang telah menetapkan prosedur untuk memastikan pembersihan mendalam secara teratur terhadap hotel dan properti lainnya (termasuk kereta api dan kapal pesiar). Produk disinfektan antibakteri tambahan turut disediakan di seluruh properti dan akan secara teratur digunakan sepanjang hari untuk memastikan permukaan bersih untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Sedangkan Marriott International telah menerapkan pendekatan multi-cabang yang dirancang untuk memenuhi tantangan kesehatan dan keselamatan yang disajikan oleh COVID-19. Salah duanya adalah menerapkan teknologi pembersihan baru termasuk penyemprot elektostatik fan disinfektan yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Dunia. Kemudian, Shangri-La Group pun memperkenalkan protokol kebersihan dalam pengawasan yang berkomitmen yang bertajuk Shangri-La Cares.
Di antara protokol kebersihan yang semakin ditingkatkan, mungkin Anda akan menemukan hal-hal baru lainnya ketika berpelesir nanti. Seperti yang dilakukan oleh Alila Solo Hotel, face shield akan dikenakan oleh para karyawan, dan juga adanya pembatas antara para karyawan dan tamu yang dipasang di beberapa tempat. Bagaimanapun juga kita masih belum boleh lengah. (AU) Foto: Dok. Aman