
Di masa pandemi, pelesir memang menjadi sesuatu kemewahan yang tak terbayangkan. Namun bukan berarti kita tak bisa bermimpi. Setiap dari kita pasti punya destinasi impian, tempat yang pesonanya selalu terbawa hingga ke alam khayal. Kami merangkum imajinasi eskapis dari delapan figur yang terpikat batinnya karena suasana, cerita, ataupun memori yang muncul setiap kali melihat lanskap destinasi impian mereka.
Bianca A Lutfi

Ada yang lucu dari masa di rumah saja ini, saya jadi ingin mengunjungi Seoul, Korea Selatan. Alasannya karena ingin merasakan makanan Korea seperti yang ada di drama-drama Korea. Makanan seperti ayam goreng, tteokbokki, dan sundubu jjigae, ingin saya santap di negara asalnya. Itu cita-cita pertama saya setelah wabah COVID-19 ini berlalu. Walau saya sudah bisa membuat sendiri sundubu jjigae di rumah.
Sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi Seoul sebelumnya, namun kala itu saya belum nonton drama Korea. Jadi beda rasanya. Saya baru-baru saja keranjingan nonton drama Korea, padahal dulu tidak pernah. Sekarang, saya mungkin bisa jadi kritikus drama Korea ha ha ha…
Lutesha

Ketika ditanya tentang destinasi impian, suasana kota-kota di selatan Italialah yang pertama terbersit di kepala seperti Napoli, Sisilia, dan Amalfi. Tapi kalau yang ditanya tempat yang lebih spesifik, otak saya langsung tertuju pada satu tempat, Lion of Lucerne di Swiss.
Saya langsung terpesona sejak pertama kali melihat foto monumen itu di internet. Ada paradoks yang memikat saya. Begitu mengesankan sekaligus tragis. Monumen itu diukir langsung di dinding batu dan menghadap ke danau. Jadi kita bisa melihat refleksi patungnya di danau. Dan setiap kali saya melihatnya, meski hanya melalui foto, ada perasaan melankolis dan kesan mistis yang kuat. Ternyata memang karena cerita di baliknya yang tak kalah puitis. Monumen itu dibuat untuk mengenang bala tentara Swiss yang dibunuh secara massal saat Revolusi Prancis, itulah mengapa Sang Singa dibuat tengah terkapar sekarat karena luka tombak. Semua itu membuat monumen ini destinasi yang mesti saya datangi suatu saat nanti.
Kallula

Jika ditanya secara secara spesifik destinasi impian saya, sekarang ini jawabannya adalah Amangiri di Utah. Rasanya ini bisa menjadi tempat yang pas untuk menghabiskan masa karantina. Beautifully isolated, membuat rasanya tak ingin beranjak sampai pandemi ini benar-benar berakhir!
Lokasinya yang jauh bagai di negeri antah berantah membuat suasana tempat ini begitu sureal. Pemandangan gurun yang mengitarinya, desain arsitekturnya, dan segala yang ditawarkan oleh resor itu menjadikannya sebuah sabbatical journey yang mesti saya jalani setidaknya sekali seumur hidup. What a dream.
Izabel Jahja

Saat ini destinasi impian saya rasanya masih Machu Pichu, Rajasthan, dan St. Petersburg, yang belum saya sempat kunjungi sampai hari ini. Tapi jujur, saat ini saya lebih ingin ke tempat yang saya sering kunjungi, yaitu di Hven Swedia kumpul bersama kakak-kakak dan saudara-saudara saya, di rumah keluarga.
Hven adalah pulau kecil di Swedia di sebelah Copenhagen. Di depan rumah langsung terbentang pantai dan alam bebas. Saat musim semi atau musim panas, kami akan selalu piknik dan makan di luar. Senang sekali rasanya setiap kami kumpul-kumpul bersama keluarga dan main di alam seperti itu.
Margaretha Untoro

I’m obsessed with Japan dan sudah lama punya cita-cita keliling Jepang dan menikmati satu per satu kotanya pelan-pelan dan dalam periode yang cukup lama. Dan tahun ini saya sudah menetapkan hati untuk ke Kyoto. Tidak alasan khusus saya menjadikan Kyoto sebagai destinasi impian, selain bahwa ini adalah bagian yang melengkapi pengembaraan saya menjelajah Jepang.
Tadinya saya hendak ke sana untuk menikmati bunga Sakura yang sedang bersemi. Tapi harus ditunda karena pandemi. Bunga Sakura adalah satu dari banyak hal dari Jepang yang membuat saya terobsesi. Mungkin karena tontonan Cardcaptor Sakura dulu. Dan meski pesimis bisa berangkat tahun ini, harapannya setidaknya saya bisa melihat daun-daun Golden Momiji yang berguguran di musim gugur. Daun-daun Momiji yang keemasan begitu pas dengan kecantikan dan suasana romantis di kota itu. Sudah terbayang rasanya melamun di sana sembari mendengarkan lagu "Alone in Kyoto" oleh Air.
Fernando Sindu

Jawaban atas pertanyaan tentang destinasi impian terkadang bergantung pada perasaan saya. Biasanya ketika saya sedang sangat sibuk dalam kehidupan sehari-hari, saya menginginkan untuk pergi ke tempat yang berbau alam. Suatu tempat yang tenang, di mana saya benar-benar bisa mengistirahatkan pikiran dan mencari udara segar. Mungkin akhir-akhir ini, karena situasi yang sedang sulit, dan rasanya seperti sedang terkurung, saya sangat ini pergi ke pegunungan di mana ada lapangan ski.
Pergi saat musim dingin, menikmati salju yang menghampiri, melakukan ski setiap hari, memasak, dan menyantap hidangan sambil memperhatikan salju yang berjatuhan dari kenyamanan rumah dan hangatnya perapian. Sepertinya ini impian saya, hahaha. Dahulu ketika saya masih tinggal di Amerika, ski menjadi salah satu kegiatan favorit saya, saya pasti melakukannya setiap tahun. Namun, melakukan ski di Vermont menjadi salah satu kenangan favorit saya, it was amazingly awesome.
Nadine Chandrawinata

Bersama suami, Dimas Anggara, saya hanya ingin tetap di Indonesia. Tapi sekarang ini, saya berharap sekali bisa pergi ke bioskop untuk menonton film terbaru. Memang sederhana. Namun sangat dirindukan. Saya mau kembali menikmati harum popcorn caramel di lobi, membeli soda, mendengar panggilan dibukanya pintu teater yang khas, melihat trailer film yang akan datang sebelum film dimulai, dan tentu saja menonton film itu sendiri.
Kami berdua menyukai kegiatan nonton film di bioskop. Film apapun, Indonesia atau Hollywood. Ketika dilihat dari layar bioskop akan berbeda rasanya. Sampai di rumah, kami selalu membahas film yang baru saja ditonton. Kabar teranyar, dalam waktu dekat ini, akan hadir drive-in cinema di Jakarta. Kami bisa menonton film dari dalam mobil di tempat umum yang telah disediakan. Meskipun rasanya tidak bisa disamakan dengan menonton di bioskop, tetap saja drive-in cinema di Jakarta akan jadi pengalaman baru bagi kami.
Hian Tjen

Destinasi yang menjadi impian saya saat ini yaitu perhelatan Burning Man di Amerika Serikat. Acara ini dilangsungkan dalam setahun sekali, puluhan ribu orang berkumpul di Black Rock Desert, Nevada. Dan membuat Black Rock City menjadi sebuah kota metropolis sementara yang didedikasikan untuk komunitas seni, ekspresi diri, dan kemandirian.
Dalam wadah kreativitas ini, semua wujud karya seni ditampilkan. Oleh karena itu saya tertarik untuk datang menyaksikan berbagai instalasi seni di sana, saat menghadirinya saya juga melihat cara berpakaian orang yang berdatangan seakan memberikan saya inspirasi.
(AU, DP, NTF, SIR, WHY, NDR) Foto: Unsplash (Cait Ellis dan Michael Shannon), Changupn (Pixabay), Pexels (Paula Nardini, Logan Primm, Rahul, Francesco Ungaro, Belle Co, Satoshi Hirayama, Life of Wu, Liamd), Dok. Istimewa, Dok. Stowe, Dok. 21 Cineplex