
Misi awal Javara tidak pernah berubah, menjaga warisan keanekaragaman hayati pangan dan mempertahankan profesi petani kecil Indonesia. Hanya cara meraihnya saja yang berbeda, “Almarhumah Ibu saya mengajarkan saya untuk tidak egois. Hidup itu berarti kala kita berbagi. Begitu katanya. Lagipula kita mau berpuas diri sampai kapan? Memangnya, seberapa banyak kita sanggup makan?” ia mempertanyakan. Maka di sini lah ia berada, bersama dunia yang digenggamnya. Ia merasa sangat bahagia petani lokal akhirnya berdaya, bangga atas pekerjaannya, serta menciptakan penerusnya. Suami dan anaknya menjadi dua orang yang kerap menemani di segala situasi. Mereka memberikan banyak kekuatan sekaligus kontrol, lebih dari apa yang ia bisa terima. “Suaminya berada dalam kapal yang sama untuk satu tujuan, bermanfaat bagi sesama. Dengan begitu, perjalanannya mengarungi samudra kehidupan terasa lebih mudah. (WHY) Foto: Hermawan