
Pada tanggal 3 Juli 2025, panggung Lomma Jakarta menjadi saksi kelahiran sebuah koleksi yang merangkul identitas, akar budaya, dan impian yang disulam dari dua dunia. Easthedra, koleksi debut The Rizkianto di Indonesia, mempersembahkan sembilan tampilan yang memadukan pesona tenun tradisional Indonesia dengan sentuhan tailoring Eropa yang anggun serta palet monokrom khas sang desainer.

Lebih dari sekadar koleksi couture, Easthedra adalah narasi visual tentang bagaimana warisan budaya dapat hidup berdampingan dengan modernitas. Kain Tenun, yang biasanya diasosiasikan dengan kekayaan tradisi, diperlakukan sebagai material kontemporer yang fleksibel dan penuh potensi. Koleksi ini membuka percakapan baru antara masa lalu dan masa depan, antara Timur dan Barat.

Bagi Dery Rizkianto, Direktur Kreatif The Rizkianto, Easthedra adalah karya yang lahir dari ruang yang sangat personal. Sebagai perancang mode Indonesia yang menempuh pendidikan dan karier mode di Milan, koleksi ini merefleksikan perjalanannya menjembatani dua rumah: Indonesia sebagai tempat darah dan jiwanya berasal, dan Milan sebagai kota yang membentuk visinya sebagai desainer. “Saya mencintai Indonesia, ini adalah rumah. Saya ingin merayakan keindahannya dan memperkenalkannya kepada dunia, budaya kita, warisan desain kita, dan keterampilan yang abadi,” tuturnya. “Di sisi lain, Milan telah membentuk saya menjadi desainer seperti sekarang. Maka menyatukan dua dunia ini, Timur dan Barat, dalam satu benang merah yang penuh cinta adalah mimpi yang akhirnya menjadi nyata.”
Dengan Easthedra, The Rizkianto tidak hanya memperkenalkan koleksi busana. Ia mempersembahkan karya seni, pengakuan, dan perayaan akan siapa kita, dari mana kita berasal, dan sejauh mana kita bisa melangkah tanpa melupakan akar.