Dark Mode Light Mode
Dark Mode Light Mode

Menubuhkan Sensori Heaven Tanudiredja

Heaven Tanudiredja melansir koleksi Musim Gugur 2025 di Rakuten Fashion Week, Jepang.

Hidup dengan trauma, seakan bergerak dalam detak-detak repetitif—berulang, tergurat-gurat, tertatih-tatih. Koleksi Musim Gugur 2025 karya Heaven Tanudiredja seakan menubuhkan sendat kelindan antara sensori dengan jasad. Bertajuk “Repetition Compulsion”, koleksi ini dirilis dalam Rakuten Fashion Week di jantung urban Omotesando, Jepang. 

 

Heaven Tanudiredja adalah perancang Indonesia yang telah malang melintang dalam lanskap adibusana dunia. Heaven mengenyam studi di Royal Academy of Fine Arts, sebelum bergabung ke Christian Dior Haute Couture di bawah pimpinan John Galliano; dan Dries Van Noten

 

 

Advertisement

Koleksi ini menukil pengalaman pribadi sang perancang. Tajuk yang didapuk merujuk kepada tendensi manusia untuk mengulang trauma—lantas, membentuk kebiasaan seseorang. Merunut kembali jejak-jejak masa lalu, nampaknya, menjadi sebuah pendekatan terapeutik bagi Heaven. “Saya sebenarnya tidak ingin berbagi episode ini secara detail. Pun, saya hanya dapat merasa terpenuhi ketika saya dapat mengekspresikan episode-episode ini dalam karya saya,” jelas Heaven.

 

Busana yang dibesut seakan menebuhkan respon-respon badaniah tersebut. Nomor-nomor bervolum dikonstruksi dari pola-pola repetitif—tegas, tajam, laiknya duri-duri dalam memori. Konstruksi pinggang dibuat dari bahan-bahan halus—seakan menekankan rentan dan rawan psike manusia sejatinya—bersanding busa-busa pundak, seakan menahan lebam dari babak-belur trauma. Keping-keping trauma yang membentuk ego kita menjelma dalam busana dengan teknik tambal-sulam, dijahit dari perca-perca karya Heaven sebelumnya. 

 

 

Lekat dengan metafora ingatan, kriya perhiasan Heaven Tanudiredja menjadi pendar-pendar temaram yang menerangi kelam memoria. Gantung-gantungan berbentuk mainan kanak-kanak, tersandang di garmen-garmen berbentuk laiknya zirah—pengingat kontras antara masa kecil yang rapuh dengan benteng yang dibangun persona dewasa kita. Lewat “Repetition Compulsion”, Heaven Tanudiredja menarasikan peliknya menziarahi psikologi manusia—sekaligus merdeka di ujung perjalanan.

Teks: AKIB ARYO UTOMO
Foto: HEAVEN TANUDIREDJA

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mindful Eating, Nutrisi Holistik untuk Tubuh, Jiwa, dan Pikiran

Next Post

“TERANG: Perempuan Pembawa Cahaya” Kolaborasi Inspiratif DEWI dan Plataran Indonesia

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.