
Dari 20 semifinalis Lomba Perancang Mode Menswear (LPM) 2019, terpilih sepuluh finalis setelah melalui proses keputusan dewan juri. Tema besar tahun ini adalah Universal Gentleman.
Para kesepuluh finalis nantinya akan menampilkan enam koleksi mereka di runway Fashion Tent, Jakarta Fashion Week 2020, pada Selasa 22 Oktober pukul 15.30 WIB. Pemenang dari LPM tahun ini akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Fashion Short Course di Istituto Marangoni, Firenze, Italia.
Dewan juri menilai berdasarkan konsep, material, dan styling dari dua koleksi yang ditampilkan oleh para peserta. Juri tahun ini di antaranya Ai Syarif (Creative Advisor Jakarta Fashion Week), Nia Inggita (Vice President Brand Management Lazada Indonesia), Zoey Rasjid (Publisher The Folio), Albert Yanuar (Desainer dan Alumnus LPM 2009), dan Zornia Harisantoso (Program & Editorial Director Jakarta Fashion Week).
Selain dari kesesuaian tema dan eksekusi koleksi, penilaian juga datang dari konsep presentasi, serta kreativitas, daya pakai, dan daya jual dari tiap koleksi mereka. Berikut 10 finalis Lomba Perancang Mode Menswear 2019.
"Street Surface"
Henri Winata, Medan
Gaya berbusana a la skateboarder menjadi inspirasi utama sang desainer. Ia juga mengolahnya dengan mural dari digital print dan sentuhan glow in the dark.
"The Partner"
Andri Sutami, Jakarta
Pria sebagai pendamping wanita mengilhami koleksi ini, yang terdiri atas upcycling celana denim menjadi sebuah outerwear dengan sentuhan lurik dan batik.
"Saviors"
Merah Dahliya, Bandung
Ikan paus yang harus diselamatkan dari para pemburu menjadi benang merah koleksi sang desainer, dipadukan dengan teknik cetak dalam dominasi palet monokromatis.
"Pantera Verde"
Widya Puspa, Surabaya
Pria kasual yang bergaya praktis, juga gaya sehari-hari ayah dari sang desainer, menjadi ide koleksi ini, yang didominasi warna alam dan detail sulam tangan.
"Burning Youth"
Rindrianti Septiana Wahyuningsih, Bandung
Gaya hidup anak muda yang menjadi inspirasi koleksi ini telah dieksplorasi sang desainer dengan teknik print yang unik, serta siluet yang lebih kasual.
"Kehilangan Arah"
Matias Abednego, Bandung
Cerita tentang asal-usul shio yang diilhami sang desainer, yang menginterpretasikannya dalam sebuah koleksi penuh detail dan palet warna alam beda tekstur.
"Matriarch Memories"
Bima Wijaksana, Bekasi
Kenangan akan kasih ibu dan bagaimana seorang pria perlu sentuhan feminin merupakan inspirasi utama dari koleksi ini, yakni juga dihiasi print dan detail simpul.
"Local Dishy"
Citra Yulianita, Bekasi
Sang desainer bermain dengan motif sablon dari berbagai elemen kehidupan masyarakat di Jakarta, yang dipadukan warna terang dan detail simpel.
"Jogja Tempo Doeloe"
Saifudin Aulyaakhsan, Jakarta
Batik Lawasan diolah bersama detail makrame dan metal, yang melambangkan filosofi masyarakat Jawa yang penuh keakraban, untuk gaya lebih kasual.
"Space Travel"
Verinda Milia, Surabaya
Sang desainer menginterpretasikan konsep athleisure ke dalam permainan outerwear dan padu padan traveling dalam material yang lebih luxe.
Foto: Tody Harianto