Hingga kini segala upaya dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona. Mulai dari melakukan segala aktivitas #dirumahaja, WFH atau work from home, school from home, melakukan physical distancing, dan self quarantine. Namun tak ayal beberapa kepentingan mengharuskan kita untuk keluar rumah walaupun hanya sebentar. Berbelanja bahan pokok, berjemur, atau hal penting lainnya.
Selama masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilakukan, kewajiban menggunakan masker harus dipatuhi bagi siapa pun yang harus berada di luar rumah. Sejak awal pandemi corona, penjualan masker medis secara sontak habis di pasaran. Bahkan rumah sakit pun kehabisan pasokan masker padahal merekalah garda terdepan yang berjuang melawan virus COVID-19 yang belum ada obatnya ini.
Melihat hal ini, muncul kepedulian dari berbagai pihak. Mulai dari menggalang dana untuk membeli keperluan APD (Alat Pelindung Diri) yang diperuntukkan bagi para tenaga medis, berbagi sembako bagi kaum dhuafa serta golongan yang terimbas akan wabah corona, dan yang terpenting adalah mengkampanyekan penggunaan masker non medis atau masker kain.
Berangkat dari sebuah konsep sederhana yaitu pakai masker kain non medis di luar rumah untuk menjaga diri dari virus COVID-19 dan melindungi orang lain, Gerakan Masker Untuk Indonesia mengajak kita untuk berbagi masker bagi mereka yang membutuhkan sekaligus mendukung keberlangsungan UMKM yang terlibat dalam gerakan ini.
Gerakan yang melibatkan berbagai pihak demi memutus mata rantai penyebaran virus corona ini memiliki berbagai inisiatif dan tidak menutup peluang bagi siapa pun yang ingin terlibat. Dengan menggandeng beberapa seniman muda serta UMKM atau brand lokal, Masker Untuk Indonesia memproduksi masker kain dengan kualitas terbaik, serta menciptakan proses penyaluran masker kain donasi agar tepat sasaran.
Melalui website MaskerIndonesia.id, kita bisa memesan masker dengan material scuba yang menampilkan ilustrasi dari para seniman muda diantaranya Abenk Alter, Ardneks, Darbotz, Heimlo (Tommy Chandra), Kamengski, Sanchia Hamidjaja, dan Ykha Amelz. Tak hanya para seniman, desain unik kolaborasi dengan beberapa brand lokal juga hadir diantaranya Bluesville, The Goods Dept, Untold, Mote Mote, Public Culture, Not For People, Liunic On Things, Locale, dan MaskerUntukIndonesia x ADGI. Dengan membeli 1 masker, kita langsung berdonasi 3 masker yang akan didistribusikan bagi orang-orang yang membutuhkan.Tak hanya itu, Masker Untuk Indonesia turut mengundang siapa pun yang ingin berpartisipasi sebagai Relawan. Sebagai Relawan, Anda bisa membantu Masker Untuk Indonesia dalam membuat konten kreatif berupa tulisan, gambar, atau video, atau membantu dalam kolaborasi dengan seluruh mitra pendukung. Mari berbagi masker! (EM) Foto: dok.MaskerUntuk.id