Hampir setahun berhadapan dengan pandemi dan lebih banyak tinggal (dan bekerja) dari rumah, tentunya membawa perubahan-perubahan dalam rutinitas serta gaya berpakaian sehari-hari. Meski tetap berusaha dandan dan dress up setiap hari kerja (to get in the mood), ada beberapa hal yang cukup signifikan berubah, yaitu sepatu-sepatu (terutama sepatu hak tinggi) yang making menganggur, serta pemakaian bra yang semakin jarang.
Padahal saya termasuk tipe orang yang hobi mengoleksi pakaian dalam yang lucu dan seksi. Bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri tentunya. Terlepas dari jargon marketing, saya membuktikan sendiri bahwa menggunakan pakaian dalam yang bagus bisa mendorong rasa percaya diri saya.
Jadi bukannya tidak memakai bra sama sekali, tapi kadang tergantung pakaian saya hari itu. Jujur ukuran payudara yang cukup kecil (baca: telor ceplok) membuat saya semakin merasa penggunaan bra tidak terlalu penting, apalagi kalau saya tidak keluar-keluar untuk bertemu siapa pun. Bukan soal #freethenipple juga, tapi tidak menggunakan bra memang terasa liberating.
Jadi sekarang ini pilihan saya seringnya jatuh pada bra tipis tanpa lapisan busa dan tanpa kawat penyangga, seperti bralet dan triangle bra. Biasanya terbuat dari bahan lembut dan ringan seperti satin, sutera, renda, atau mesh, meski ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti kaus. Model ini memberikan support meski minimal, terasa nyaman, dan desainnya yang seksi tetap mendorong rasa percaya diri.
Mengenakan bra yang senada atau berpasangan dengan celana dalamnya juga membuat mood saya semakin terdongkrak. Tip: Kenakan di bawah kemeja yang kancingnya terbuka cukup rendah sehingga bagian rendanya terlihat mengintip—semakin menggoda! (MU) Foto: Booka, Fleur du Mal, H&M, Love Stories, Mango, Marks & Spencers, Victoria’s Secret
Benda Esensial WFH yang Tak Kasat Mata
Bukan klenik, saya sedang membicarakan pakaian dalam.
