Dark Mode Light Mode
Dark Mode Light Mode

Solusi Online Groceries di Tengah Pandemi

Kala gelap menyelimuti berbagai sektor industri, platform e-commerce ini justru menjadi secercah sinar terang di ujung jalan. Ketika aktivitas luar ruang dibatasi dan kontak fisik menjadi hal yang harus dihindari, online groceries menjadi pilihan dalam pe

Sarung tangan, dan masker kain yang rapat, bagi Daisy Adzani adalah perlengkapan esensial ketika ia harus bepergian untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di supermarket. Belum lagi ketika sampai di rumah, ia harus segera mengganti baju, membersihkan diri, dan mengusap setiap produk yang ia beli dengan cairan desinfektan.

You can’t be too careful. Resikonya terlalu besar. Sekarang saya lebih memilih untuk belanja online,” jelasnya. Yang tadinya menjadi kegiatan rutin setiap dua minggu sekali, kini terasa sangat berat dan rumit untuk dilakukan. Sebagai seorang karyawan swasta yang ikut terdampak akan peraturan PSBB serta kebijakan work from home, Daisy pun terpaksa harus mengubah kebiasannya itu dan beralih ke platform e-commerce online groceries.

Merebaknya pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020 telah mengubah kehidupan berbagai lapisan masyarakat. Seakan tak ada pilihan, masyarakat Indonesia terlebih mereka yang berada di zona merah harus meninggalkan rutinitas yang mengisi hari-harinya. The New Normal.

Advertisement

Dengan adanya pembatasan jarak sosial dan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masyarakat menjadi ‘harus biasa’ dengan rutinitas yang berbeda dari biasanya. Perubahan gaya hidup yang cukup drastis ini seakan menjadi kabut yang terus membayangi. Sampai kapan ini berakhir pun tidak ada yang punya jawabannya. Kegiatan keseharian seperti pergi ke kantor, berbelanja, atau harus melakukan sesuatu di ruang publik, kini tak hanya dibatasi, namun meninggalkan perasaan takut dan was-was.

Nampaknya Daisy bukan satu-satunya orang yang beralih ke platform online untuk memenuhi kebutuhan sembakonya. Adanya resiko tertular juga demi memutus mata rantai penyebaran virus corona mengharuskan semua orang untuk berada di rumah dan membatasi segala kegiatan di ruang publik.

Perusahaan analisis data dan kecerdasan buatan (AI), ADA, mencatat adanya perubahan drastis pada rutinitas harian masyarakat, yang menghasilkan adanya perilaku konsumen baru disebabkan oleh pandemi COVID-19.  "Penerapan langkah-langkah social distancing dan gerakan sosial tidak membuat hidup kita berhenti. Banyak konsumen telah beradaptasi dengan cepat dan tetap melakukan kegiatan sehari-hari mereka, tetapi dengan cara digital. Misalnya bekerja, belajar, melakukan olahraga dan latihan, dan sebagainya," tutur Managing Director ADA di Indonesia, Kirill Mankovski.

Ketika banyak usaha terkena imbas dan terpaksa gulung tikar, beberapa sektor industri justru mendapatkan dampak yang berbeda. Sektor e-commerce online groceries kini justru kian diburu. Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Jefri R. Sirait, mengutarakan tentang adanya perubahan perilaku pasar, termasuk konsumen startup selama terjadinya pandemi. Layanan digital seperti telemedis, logistik, juga e-commerce online groceries disebut mengalami peningkatan permintaan. Ia mengatakan bahwa peningkatan tersebut merupakan reaksi dari penyesuaian akan New Normal. Lagipula, hidup tetap harus berjalan dan orang-orang masih harus mengisi perutnya.

Layanan pasar online bukanlah hal yang baru bagi masyarakat Jakarta. Beberapa layanan ini telah hadir sejak 2015. Melalui pasar online, pengguna dapat memesan kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, makanan segar, juga kebutuhan rumah tangga, dengan sangat mudah. Melalui aplikasi. Pengguna pun dapat menentukan sendiri untuk waktu pengantaran pesanan mereka. Rata-rata, masing-masing platform menyediakan kurir pengantaran sendiri.

“Kalau HappyFresh mempunyai personal shopper yang memilihkan produk-produk yang telah saya pesan. Jadi saya tidak terlalu khawatir akan kualitas barangnya,” tutur Daisy yang memutuskan untuk mengunduh aplikasi HappyFresh semenjak adanya himbauan PSBB berlaku dari pemerintah.

 

Layanan e-commerce online groceries HappyFresh telah didirikan sejak Oktober 2014, dan mulai beroperasi sejak Maret 2015. Bekerja sama dengan lebih dari 150 supermarket, HappyFresh menawarkan kemudahan untuk berbelanja dari supermarket pilihan tanpa harus keluar rumah. Beberapa supermarket dan toko spesial yang telah bermitra antara lain Ranch Market, Grand Lucky, Food Hall, Red & White, Dapur Cokelat, dan lainnya. Layanan ini juga menghadirkan adanya personal shopper yang bertugas untuk memilihkan produk-produk yang akan dikirimkan kepada pelanggan.

Filippo Candrini, Managing Director HappyFresh Indonesia menuturkan adanya peningkatan permintaan sejak pertengahan Maret. Adapun beberapa produk yang melonjak permintaannya merupakan produk segar seperti sayur dan buah-buahan. “Adanya lonjakan kisaran 5 sampai 10 kali lipat dari transaksi biasanya,” jelas Filippo. Selain itu yang juga mengalami pelonjakan permintaan adalah produk herbal yang bisa meningkatkan imunitas tubuh, dan produk-produk dengan kategori personal hygiene dan home care.

Selain HappyFresh, layanan e-commerce lainnya seperti TaniHub, dan Sayurbox turut mencatat adanya lonjakan transaksi selama pandemi COVID-19. Menurut Oshin Hernis, Head of Communication Sayurbox, permintaan terhadap produk yang ada di Sayurbox setelah pemberlakukan PSBB meningkat drastis hingga lima kali lipat dari biasanya. Sayurbox menjadi start up online grocery yang berhasil mendapatkan status Centaur.

Peningkatan permintaan ini mendorong Sayurbox untuk menambah pasokan serta mencari lebih banyak produk sayur-mayur dan buah-buahan dari para petani lokal. "Di awal pandemi, kami mengalami lonjakan yang sangat tajam diluar ekspektasi kami sebelumnya. Sehingga terdapat beberapa produk yang mengalami kendala dalam pendistribusian dan stok yang diinginkan. Untuk saat ini pemesanan dan operasional kami berjalan lebih lancar. Hal ini dikarenakan kami melakukan perluasan gudang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang meningkat saat ini," lanjut Oshin.

Hal yang sama pun dialami oleh TaniHub, CEO dan Co-Founder TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan menyebutkan adanya peningkatan penjualan yang drastis di segmen pembeli individu dan rumah tangga, yang hampir mencapai 150% dari Februari ke Maret, dan lebih dari 100% dari Maret ke April. “Hal ini karena semakin banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan dasar dari rumah. Sejak 1 Maret hingga akhir April, terdapat hampir 100.000 pengguna baru aplikasi TaniHub,” jelasnya. Peningkatan penjualan terlihat pada permintaan atas produk tanaman herbal, dan produk-produk yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh serta berbagai kebutuhan sembako. “Tren permintaan pelanggan terhadap produk-produk kami tetap bertumbuh tinggi dan menunjukkan kecenderungan terus meningkat setiap harinya, termasuk setelah PSBB diterapkan di Jakarta,” tambahnya lagi.

TaniHub yang dinaungi di bawah TaniHub Group hingga kini telah bermitra dengan lebih dari 30.000 petani, yang tergabung dalam lebih dari 1.000 kelompok tani.  Peningkatan permintaan yang diterima oleh TaniHub sendiri telah dimulai sejak beberapa hari pertama ketika awal-awal COVID-19 merebak di Indonesia. “Kami melakukan pembatasan pembelian konsumen terhadap beberapa produk tertentu yang suplainya sangat terbatas dari para pemasok kami. Hingga kini tidak ada gangguan yang signifikan di sisi hulu atau produksi petani, karena kami telah mengantisipasi sejak awal, di titik mana saja suplai yang harus kami amankan,” tutur Ivan ketika dihubungi melalui surat elektronik.

Tak dapat dipungkiri, banyak perubahan terjadi menyambut the new normal. Secara perlahan masyarakat pun mulai berangsur membiasakan diri terhadap perubahan. Dalam sebuah telekonferensi digital, pendiri Lippo Group Mochtar Riady menuturkan “Pandemi ini memaksa masyarakat untuk membiasakan diri hidup dalam dunia teknologi baru. Tak hanya dari cara mereka bekerja, namun hal sederhana seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari turut berpengaruh.” (AULI HADI)  Foto: Dok. Happy Fresh, dok. Sayurbox, Maddi Bazzocco (Unsplash).

 

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Semai dan Tuai, Menilik Tren Urban Farming di Tengah Pandemi

Next Post

Opini: New Normal Traveling

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.