Dark Mode Light Mode
Dark Mode Light Mode

Titimangsa Lestarikan Budaya Sunda dengan Pagelaran Seni “Sukabumi 1980”

Pagelaran seni ‘Sukabumi 1980’ menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang mungkin pernah terlupakan.

Di penghujung tahun 2023, Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation menyelenggarakan pagelaran seni dalam bingkai Lestari Tradisi bertajuk “Sukabumi 1980”. Senada dengan namanya, pagelaran seni yang mengangkat kebudayaan Sunda ini berlangsung di Selabintana Conference Resort, Sukabumi, Jawa Barat. 

Sukabumi yang berada di tanah Priangan Barat, melahirkan berbagai bentuk seni dan budaya yang terawat sebagai penghormatan atas keagungan dan karunia alam semesta. Terhampar kehidupan dengan alam kesejukan di mana kebun-kebun teh dan karet yang masyhur digarap sejak dahulu kala. Lalu Sukabumi pun tumbuh sebagai peradaban yang maju, dibangunnya rel-rel jalan kereta dan stasiun yang menghubungkan kota ke ibukota. Sukabumi pun ikut merawat budayanya dengan melestarikan seni tradisional Sunda. Kehalusan budi yang terkandung pada nilai-nilai yang terus dipelihara, terhimpun dalam kawih, pupuh, tari, bobodoran, ngibing dan ekspresi seni lainnya. Sukabumi di era 1980 adalah masa jaya segala budaya terangkum dan pernah dirayakan. Di mana peradaban masyarakatnya tercerminkan dalam pola dan perilaku hidup berbangsa dan bernegara. 

Sukabumi 1980 adalah sebuah rangkaian pagelaran seni tradisi yang berasal dari Sunda. Dengan mengambil latar tempat di Sukabumi, penonton diajak untuk mengingat kembali suasana Sukabumi di tahun 1980-an ketika diselenggarakannya pentas seni rakyat di tengah-tengah masyarakat setempat. Pagelaran ini menghadirkan seni tari, musik karawitan, dan sinden; yang dipandu oleh Merwan Meryaman dan Jeni Aripin, serta dibawakan oleh seniman asli setempat dari Sanggar Seni Gapura Emas, Sanggar Gumintang, juga penampilan khusus oleh Ariel Tatum, Dewi Gita, Donna Agnesia, Kiara Anjar Candrakirana, dan Happy Salma.

Advertisement

Berdasarkan kesaksian dari para seniman yang menekuni tradisi dan kebudayaan Sunda, Sukabumi di era 1980-an sangat dekat dan dihargai oleh masyarakat. Di era tersebut, banyak paguron-paguron atau perguruan pencak silat yang kemudian dikreasikan dengan ibingan, estetika gerak tubuh, musik kendang pencak, kempul, terompet, menjadi kreasi Tari Jaipongan yang populer hingga mancanegara. Tetapi, sejak tahun 2000-an mulai menurun, karena pengaruh musikalitas luar dengan gaya modern, sehingga gamelan yang lengkap jarang sekali dibawa tampil. Kebanyakan elemen tradisi hanya digunakan sebatas memberikan kesan etnik. 

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

XXX by Leon Goldstein, Destinasi Baru Hiburan Malam di Pusat Jakarta

Next Post

Kisah Perjalanan Menuju Kedewasaan dalam Koleksi “Fleeting Threads”

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.