Dark Mode Light Mode
Dark Mode Light Mode

Dua Pameran Virtual Digelar di Gudskul Ekosistem

Hadirnya galeri virtual ini bisa memberikan semangat dan harapan baru bagi para pelaku seni didalamnya untuk terus bisa tetap berkarya selama New Normal.

Gudskul Ekosistem terdiri kolektif-kolektif dan kerja personal dengan ragam praktik dan medium artistik mulai dari instalasi, arsip, video, suara, performance, seni media, partisipasi warga, seni grafis, desain, pendidikan, dan lainnya.
 
Bersama Serrum Art Handling dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gudskul meyelenggaraan pameran secara virtual. Hadirnya galeri virtual, akan memberikan solusi dan angin segar kepada para seniman dan penggiat seni.
 
Pada penyelenggaraan pameran galeri virtual, ditampilkan dua presentasi pameran dengan waktu,pendekatan kuratorial, dan kecenderungan karya yang berbeda. Kedua pameran dipresentasikan secara daring melalui laman www.gallery.gudskul.art  pada tanggal 24 Juni – 25 Juli 2020.

Pada penyelenggaraan pameran galeri virtual yang pertama ini, menghadirkan medium seni grafis berupa Poster sebagai salah satu media presentasi karyanya. Grafis Huru Hara (GHH) sebagai kurator pameran ini dalam memilih 30 karya dari 50 karya. Pameran ini bertajuk Di Rumah Tak Berarti Melemah.
 
Menanggapi fenomena jaga jarak dan bekerja dari rumah, GHH berinisiasi mengajak seniman dan publik untuk ikut serta menyuarakan pesan positif kepada sesame melalui medium poster. Melalui cara mereka masing masing, elemen visual yang dihadirkan pada karya pun tidak seperti layaknya sebuah poster pada umumnya saja, namun diolah kembali menjadi bentuk artistik seni grafis.

Advertisement


Pameran kedua berjudul Meretas Batas mengangkat tema mode dan batas. Bagaimana batas menghalagi proses menghasilkan sesuatu, namun juga membuat kita berkembang. Terutama jika melihat pada ranah desain sebagai bentuk solusi dari suatu masalah. Termasuk dalam mode.

Ayu Dilamar, Bethany Burton, MG Pringgotono, Monica Hapsari, Monika Fransiska, dan Ruth Priscilla memperlakukan brand yang mereka telurkan sebagai solusi problema sehari-hari yang menjadi batasan masing-masing. Konteks era pandemi hingga strategi bercocok tanam merupakan batasan yang dirasa perlu untuk dijawab. (WHY) Foto: Dok. Gudskul
 
 

 

 
 

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

6 Breathtaking Private Island yang Bisa Kamu Kunjungi

Next Post

Mengintip Proses di Balik Chanel Fall/Winter 2021 Haute Couture

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.