Berkiprah dari desa hingga dunia internasional, Tri Mumpuni tetap mementingkan keluarganya. Menurutnya, keberhasilannya di luar sana adalah berkat dukungan seluruh anggota keluarga, termasuk asisten rumah tangga. Ia pun sangat menyukai kebiasaan domestik rumah tangga. “Kalau ada waktu senggang, saya membereskan gudang,” ia bercerita.
Puni ingat nasihat ayahnya, hidup itu harus berbagi. “Kata ayah saya, kalau kita berbagi, at the end of the day, kita akan senang melihat hasil yang dicapai oleh orang itu”. Lain lagi dengan nasihat ibunya yaitu hidup kalau bisa memberi. “Kalau tidak punya uang, berikan tenagamu, pikiranmu. Bisa membantu memecahkan masalah orang yang sedang kesusahan, itu sudah merupakan kontribusi besar untuk kehidupan orang tersebut,” ujar Puni. Nasihat kedua orang tuanya selalu ia ingat dan ia terapkan dalam kehidupan. Ia menyimpulkan kedua nasihat itu menjadi selalu berbuat baik. Puni percaya, dengan berbuat baik, hal-hal baik pun akan mengikuti kehidupannya.
Di tahun 2012, Puni dianugerahi Ashden Award, penghargaan untuk karya terbaik dalam energi terbarukan dari seluruh dunia. “Tapi kalau mau lihat real happiness adalah ketika suatu desa menjadi terang benderang dari gelap gulita. Melihat ekspresi dan mendengar pekik syukur mereka, itulah kebahagiaan hakiki,” ujarnya. Namun jika ditanya hal yang paling membahagiakannya saat ini, ia menjawab tanpa ragu, “Kalau sedang bersama cucu”. (Nofi Triana Firman) Foto: Denny Herlianso
