Hari-hari sebelum meluncurkan koleksi musim gugurnya, Salvatore Ferragamo resmi mengumumkan Paul Andrew sebagai direktur kreatif, dimana pekerjaannya mengawasi keseluruhan operasi desain untuk maison ini. Paul Andrew mengawali karirnya sebagai desainer sepatu, meskipun pakaian siap pakai merupakan dunia baru baginya ia berhasil menempatkan Ferragamo dengan fondasi yang kokoh.
Untuk menangani koleksi ready-to-wear ini, Paul memulainya dengan sepatu, lalu baru ke ujung kepala. Sepatu dari tahun 1942 dengan iriisan kain suede warna-warni yang menyuguhkan palet kaleidoskopik koleksi dan motif tambal sulam. Warna-warna cerah yang Paul pilih menunjukkan estetika Ferragamo dibawah naungan yang elegan.
Mantel jubah proporsional tampak seperti tidak memiliki nuansa apapun namun ternyata merupakan kasmir yang ditarik dengan lembut. Siluet mantel tersebut diengkapi dengan warna bordeaux. Dibantu oleh desainer Guillaume Meilland, busana pria yang menonjol hadir dengan jas tiga kancing yang dirancang rapi lengkap bersama kerah kain sutra— klasik namun tetap menarik perhatian mata.
Ada seluruh koleksi sepatu di panggung runway, mulai dari flat mungil yang bertahtakan dengan kristal hingga sepatu bot lutut dengan sudut tumit yang terinspirasi dari arsip tahun 1968. Penekanan koleksi ini terlihat dipusatkan pada bingkai tas, namun warna merah merona yang kerap terlihat dibeberapa kesempatan selama pameran ini berlangsung menjadi bumbu tersendiri yang pas. (JLA) Foto: Dok. Salvatore Ferragamo.
Untuk menangani koleksi ready-to-wear ini, Paul memulainya dengan sepatu, lalu baru ke ujung kepala. Sepatu dari tahun 1942 dengan iriisan kain suede warna-warni yang menyuguhkan palet kaleidoskopik koleksi dan motif tambal sulam. Warna-warna cerah yang Paul pilih menunjukkan estetika Ferragamo dibawah naungan yang elegan.
Mantel jubah proporsional tampak seperti tidak memiliki nuansa apapun namun ternyata merupakan kasmir yang ditarik dengan lembut. Siluet mantel tersebut diengkapi dengan warna bordeaux. Dibantu oleh desainer Guillaume Meilland, busana pria yang menonjol hadir dengan jas tiga kancing yang dirancang rapi lengkap bersama kerah kain sutra— klasik namun tetap menarik perhatian mata.
Ada seluruh koleksi sepatu di panggung runway, mulai dari flat mungil yang bertahtakan dengan kristal hingga sepatu bot lutut dengan sudut tumit yang terinspirasi dari arsip tahun 1968. Penekanan koleksi ini terlihat dipusatkan pada bingkai tas, namun warna merah merona yang kerap terlihat dibeberapa kesempatan selama pameran ini berlangsung menjadi bumbu tersendiri yang pas. (JLA) Foto: Dok. Salvatore Ferragamo.