Christina G.M. Pangaribuan dalam koleksi Papua Su Sayang mengeksplorasi keindahan Indonesia bagian timur dan merepresentasikannya lewat koleksi yang dihadirkannya. Motif pahatan khas papua yang disematkan dalam koleksinya menonjolkan nuansa yang lebih modern dan bergaya, dengan unsure lipatan asimetris dan permainan garis vertikal.
Terasering menjadi tema koleksi dan inspirasi desain Temma Prasetio yang memainkan warna bumi sebagai dasar warna dan konsep layering layaknya daerah persawahan. Gaya pakaian bertumpuk ini menunjukkan jiwa muda yang sporty dan juga cocok untuk kegiatan aktif.
Rizky mengambil sudut pandang yang lain ketika mengangkat tema Van Gogh Impresionism. Terinspirasi dari pelukis pasca-impresionis Belanda, desainer ini menggoreskan warna yang tebal dan dramatis seperti dalam lukisan Van Gogh yang impulsif dan juga ekspresif. Dengan potongan, motif, dan warna yang tegas menggambarkan nuansa klasik seorang pria.
Galuh Nurita memperkenalkan They All Shall Conduce untuk membuat para penikmat mode membayangkan tampilan para petani Jepang di zaman dahulu. Galuh memainkan warna hitam dan abu sebagai warna dominan dan juga sentuhan nuansa warna tentara dengan penggunakan plaket, multi pocket, dan serut. Kombinasi unik dan penuh gaya untuk pria yang senang tampil unik.
Koleksi Bateeq sendiri memiliki nuansa berbeda dengan berbagai macam motif sebagai fokus utama. Tidak menghilangkan sarat khas Indonesia sendiri yaitu batik tradisional, Bateeq menyuguhkan penampilan busana yang terlihat hangat untuk musim dingin tahun ini. (JLA) Foto: Dok. Senayan City.