Dark Mode Light Mode
Dark Mode Light Mode

Mencari Pasangan Baru Bersama Wolf Blass

Bagaimana jika dua hal yang paling Anda sukai di atas meja makanan adalah rawon dan wine, dapatkah keduanya bersatu?

Jawabannya, bisa saja jika Anda ingin bereksperimen. Daerah-daerah yang bukan penghasil wine justru merupakan tempat yang tepat untuk bereksperimen tidak ada aturan atau tradisi yang perlu dipertahankan. Begitu ujar Brand Ambassador Wolf Blass Sam Stephens. Sebaliknya, negara-negara yang telah memproduksi wine selama ribuan tahun telah memiliki rekam jejak yang panjang akan apa yang pas dinikmati bersama sehingga terkadang hal itu mengeliminasi keinginan untuk bereksperimen dengan wine.   

Sehubungan dengan hal ini dimulailah sebuah kampanye regional berjudul Find Your Flavour, dalam kemitraan Wolf Blass dengan Michelin Guide. Kemitraan ini merupakan peluang bagi konsumen untuk mencoba pasangan makanan dan anggur yang baru, mendorong semua orang untuk menemukan cita rasa yang berbeda melalui kombinasi unik dan eksperimental dengan anggur Wolf Blass. Setidaknya delapan dari 10 peminum wine di Asia Tenggara masih tidak percaya bahwa minuman anggur cocok dengan makanan Asia sehingga kampanye ini bertujuan untuk mengubah sikap tersebut.

Koki dari empat restoran berbintang Michelin di Singapura, Thailand dan Taiwan mempelajari profil anggur Wolf Blass Gold Label dan membuat resep masakan dengan saus lokal sebagai sorotan utamanya. Hal ini mengikuti pengamatan bahwa makanan di wilayah ini cenderung lebih banyak saus dibandingkan dengan masakan Barat. Selain itu, makanan di wilayah tersebut cenderung disajikan dengan gaya keluarga alih-alih berurutan multi-kursus, menghadirkan tantangan untuk wine-pairing. Dengan melihat saus yang disajikan, kesamaan dalam masakan bisa membantu mengidentifikasi anggur yang cocok dengan makanan.

Advertisement

Para koki yang terlibat adalah Chef Manjunath Mural dari Song of India (Singapura), Chef Thitid “Ton” Tassanakajohn dari Le Du (Thailand), Chef Lam Ming Kin dari Longtail (Taiwan) dan Chef He Hong Ping dari Da San Yuan (Taiwan), yang semuanya membuat saus pelengkap setelah mencicipi Gold Label Shiraz, Gold Label Cabernet Sauvignon, dan Gold Label Chardonnay. Dengan saus yang dikuratori sebagai dasar untuk pemasangan anggur, Wolf Blass menciptakan aturan wine-pairing baru yang mendidik konsumen untuk fokus pada saus sebagai indikator pemilihan anggur, bukan pada protein.

Seperti yang kami lakukan, memadupadankan wine dengan sambal terasi. Klik halaman berikutnya untuk membaca cerita master class Wine Pairing dengan saus khas Indonesia. 
 

 

Kami yang di Jakarta pun berkesempatan mencari pasangan-pasangan baru bersama Wolf Blass. Sebelum bersantap, kami akan mengikuti master class Wine Pairing bersama Brand Ambassador Wolf Blass Sam Stephens. Ada empat saus dalam mangkuk kecil yang terletak di depan tiga deret gelas wine. Keempatnya memiliki warna dan tekstur berbeda, tentunya rasanya pun berbeda. Mereka adalah saus kari, hoisin, kluwek, dan sambal terasi.

“Coba ketiga saus pertama dulu dengan tiga wine yang disediakan sebelum Anda mengambil sambal,” begitu kata Sam. Bukan mengucilkan sambal terasi, hanya saja cita rasanya begitu dominan sehingga dapat mengganggu indera pengecap Anda jika diicip pertama kali.

Pengalaman memadankan wine dengan makanan, dalam kasus ini makanan Indonesia, adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Yang Anda anggap cocok belum tentu cocok bagi orang lain. Hampir semua anggota grup kecil kami malam itu sepakat bahwa teman yang paling pas mendamping saus kari adalah Gold Label Chardonnay. Selebihnya, sangat beragam. Saya merasa sambal terasi pas dipadukan bersama Gold Label Cabernet Sauvignon. Alasannya, entahlah saya dapat menjelaskan, yang saya tahu rasanya sangat pas di mulut saya.

Bagaimana rasanya jika saus-saus tersebut sudah diolah menjadi makanan, apakah masih berpadu dengan mulus di dalam mulut? Klik halaman berikutnya untuk membaca cerita Exclusive Dinner bersama Wolf Blass. 

 

Selesai mengikuti master class, waktunya kami bersantap. Makan malam 6-course sudah disiapkan oleh Kaum Jakarta untuk membuai kami. Saus-saus yang tadi digunakan akan kami temui lagi dalam hidangan yang akan disajikan. Dua hidangan pembuka yaitu Gohu Ikan Tua dan Lumpia Goreng Udang hadir untuk dinikmati bersama Gold Label Chardonnay. Kemudian dilanjutkan dengan Kare Kepiting Soka. Jika pada master class saus ini dipadukan bersama Gold Label Chardonnay, ketika sudah dimasak bersama kepiting soka, hidangan ini justru disajikan bersama Gold Label Cabernet Sauvignon. Yang berikutnya adalah Bebek Panggang Saus Hoisin yang dinikmati bersama Gold Label Shiraz. Sesuatu yang tidak saya duga-duga datang dalam bentuk Pantollo Pamarrasan, daging oseng dengan saus kluwek gaya Toraja. Dagingnya begitu empuk dan sangat pas berpadu bersama saus kluwek. Untuk menikmati hidangan ini, kami ditemani oleh Grey Label Cabernet Shiraz. Pasangan yang sangat serasi, di luar ekspektasi. Petualangan kuliner kami malam itu ditutup dengan hidangan penutup Kacang Mede Karamel yang begitu lezat.

Yodissen Mootoosamy, General Manager Asia Tenggara di Treasury Wine Estates menyatakan kemitraan antara Wolf Blass dan Michelin Guide melambangkan sifat komplementer antara anggur hebat dan makanan lezat. “Mendampingi masakan lokal, konsumen akan dapat mengalami gaya berpasangan baru ini di restoran mitra berbintang Michelin tidak hanya di Singapura, Thailand dan Taiwan tetapi juga seluruh Asia Tenggara. Kami juga mendorong konsumen untuk mencocokkan anggur Wolf Blass dengan makanan lokal sehari-hari mereka." (NTF) Foto: Dok. Wolf Blass

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Ritz-Carlton Jakarta Siap Menyambut Natal

Next Post

Mengejar Resolusi Pola Hidup Sehat Bersama FITmee

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.