Di balik sajian yang penuh dengan gejolak rasa, Dim Sum memiliki kisah dan perjalanan penuh makna yang panjang. Aroma khas ketika hidangan Dim Sum disajikan, membawa tradisi kuliner unik yang bermula dari ribuan tahun yang lalu, kisahnya telah diceritakan dalam bentuk lagu maupun puisi.
Mereka yang melakukan perjalanan di sepanjang Jalan Sutra kuno melalui Tiongkok kerap membutuhkan tempat untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Menyambut meningkatnya jumlah orang yang lewat, kedai-kedai teh mulai bermunculan di sepanjang tepi jalan Cina selatan. Di sinilah tradisi yum cha lahir. Yum Cha secara harfiah berarti minum teh dan mengacu pada tradisi yang telah tertanam dalam budaya Kanton.
Di saat yang sama, Dim Sum muncul. Dalam Bahasa Mandarin, Dim Sum diartikan sebagai menyentuh hati, sedangkan dalam Bahasa Kantonis diartikan sebagai makanan kecil. Karena begitulan Dim Sum, dirancang untuk sekadar menentramkan secercah rasa lapar tanpa membuat penikmatnya kekenyangan.
Mulai dari keharmonisan warnanya, bentuk, aroma, dan rasa, sajian Dim Sum telah berevolusi seiring dengan berjalannya waktu. Umumnya hadir dalam kukusan bambu, Dim Sum memiliki pilihan menu yang sangat bervariasi, antara lain Siu mai, Pangsit, dan Bao. Kini hidangan yang telah mendunia ini, telah menjadi bagian penting dari budaya Cina. Dari kudapan di pinggir jalan menjadi makanan yang dapat Anda nikmati kapan saja, siang atau malam hari.
Dinikmati sejak ribuan tahun yang lalu, Dim Sum telah berubah untuk mencerminkan perkembangan budaya. Namun, Dim Sum masih memegang makna yang sama, yaitu hidangan dinikmati bersama orang-orang yang Anda cintai. Keluarga dan kerabat akan menghabiskan waktu mereka untuk duduk mengelilingi meja selama berjam-jam untuk saling bercerita dan minum teh, tentu saja ditemani dengan beragam sajian Dim Sum.
Sentuhan mewah dari warna-warni hidangan yang disajikan dengan penuh gaya memang menjadi andalan restoran JIA. Tetap mempertahankan resep asli masakan Cina klasik yang menggugah, JIA yang berlokasi di Shangri-La Hotel, Jakarta mempersembahkan JIA Memory Maker. Meskipun bukan termasuk hidangan Dim Sum, namun sajian yang berupa Chilled Abalaone with Sichuan Sauce ini akan menambah makna hari yang akan selalu dikenang.
Semarak warna merah dan emas menyambut dengan penuh hangat ketika melangkahkan kaki di Pearl Chinese Restaurant, JW Marriott Hotel Jakarta. Melalui tangan terampil Executive Chinese Chef Daniel Foong, restoran ini menyuguhkan ragam kreasi kuliner khas Kanton Modern. Hidangan yang disajikan kali ini berupa Rainbow Shrimp Dumpling, XO Shrimp Dumpling, Crispy Truffle Dumpling, Crispy Cheese Dragon Ball, Black Pepper Vegetable Mushroom Bun, dan Chive with Shrimp Dumpling.
Deep Fried Swan Dumpling with Black Pepper Duck Meat, Xiao Long Bao, Shanghainese Pork Dumpling, Siu Mai, Steamed Pork Dumpling with Scallop, dan Spicy XO Scallop Dumpling hanya segelintir sajian dari beragam menu yang dibanggakan oleh Restoran Li Feng di Mandarin Oriental Hotel. Keindahan dan kelimpahan, makna dari kata Li Feng ini rasanya tepat untuk menggambarkan hari penuh kehangatan dan kebersamaan.
Hakassan Jakarta menyuguhkan interpretasi modern dari masakan Kanton otentik. Supreme Dim Sum Platter yang terdiri dari Scallop Shui Mai, Seabass, Celery and Water Chestnut, Truffle Har Gau, Lobster, dan Crab and Shiitake. Sedangkan Fried Dim Sum Platter menyajikan Roasted Duck with Pumpkin, Tea Tree Mushroom with Foie Gras, serta Wagyu Beef with Eryngii Mushroom and Black Pepper. Melengkapi hidangan, Black Swan Puff with Musang King Durian hadir sebagai penutup manis.
Teks: Auli Hadi
Pengarah Visual: Dinda Pramesti
Fotografer: Togi Panjaitan
