Untuk pertama kalinya dalam sejarah Paris Haute Couture Week dapat saksikan oleh umum. Di tengah pandemi saat ini, Haute Couture Week berhasil dipentaskan secara digital pada tanggal 6-8 Juli, 2020. Anggota Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM) mempresentasikan koleksi Fall/Winter 2020 mereka melalui platform digital khusus mereka. Acara ini terbuka untuk umum dan dapat dilihat pada website FHCM.
Karena tidak memungkinkan mengadakan physical runway show dan ditonton oleh banyak tamu, Haute Couture maisons secara kreatif telah menciptakan berbagai cara untuk menunjukkan inspirasi dan keahlian mereka yang digunakan untuk membuat karya-karya busana tahun ini. Rumah mode lainnya ada yang melakukannya dengan cara yang berbeda, seperti menayangkan film fesyen hingga mini-dokumenter. Hal ini adalah cara yang unik dan sangat berbeda untuk memamerkan busana, tetapi mereka berhasil untuk mengemasnya secara artistik dan menawan. In case you missed it, kita telah memilih beberapa desain gaun yang paling unik, each telling a different story behind it.
DIOR
Mempersembahkan koleksi Haute Couture mereka melalui film pendek yang surealis, berjudul Le Mythe Dior. Film ini membawa penonton ke dalam kisah perjalanan dua orang bellboy yang sedang membawa bagasi berisi 37 versi miniatur kreasi couture terbaru. Mereka membawa kita ke hutan mitos yang adalah rumah para putri duyung, bidadari, dan makhluk lainnya. Kreasi ini terinspirasi oleh Théâtre de la Mode, sebuah eksibisi gaun couture miniatur pasca perang dunia II untuk mempromosikan French Couture pada saat itu. Desainer Maria Chiuri mengeksplorasi berbagai interpretasi feminitas, salah satu gaun couture mereka yang cukup unik terinspirasi oleh kutipan tentang repressed expression oleh penyair Belgia Marcel Marien, "Le Tableau Blanc". Gaun ini terbuat oleh bahan tulle putih dengan kutipan tersebut embroidered pada bagian atasnya.
CHANEL
Untuk Paris Haute Couture tahun ini, Chanel mengambil rute yang berbeda dari pertunjukan extravagant dan theatrical biasanya. Rumah mode mewah ini telah memutuskan untuk mengambil rute minimalis, dengan mengadopsi moving lookbook yang bermain dengan pencahayaan gelap dan terang dan ditangkap oleh Mikael Jansson. Desainer Virginie Viard mempersembahkan rock-inspired lineup, yang terinspirasi oleh hari-hari berpesta Karl Lagerfeld pada tahun 80-an. Koleksi couture mereka menggunakan banyak tweed, aksen ruffle, dan hiasan berat. Untuk menyoroti detail and tekstur pakaian, busana mereka di tayangkan dengan latar belakang yang polos. Salah satu busana mereka adalah ruffled tweed mini dress dengan trim kepang Chanel tradisional yang dikerjakan ulang dan dihiasi dengan payet dan rhinestones. Gaun ini menggunakan tweed dalam tiga cara berbeda dengan bagian bawah dari gaun memiliki tampilan yang distressed. Pakaian ini juga dipasangkan dengan stocking putih dan laced up court shoes yang sempurna untuk menari semalaman di tahun 80-an.
VIKTOR & ROLF
Dipotret di Hotel Waldorf Astoria, video berjudul “Change” menampilkan tiga model wanita yang satu persatu masuk dan keluar dari kamar dengan menggunakan busana koleksi. Video ini narasikan oleh dari penyanyi MIKA, yang menjelaskan inspirasi di balik potongan-potongan, serta elemen-elemen desain. Viktor & Rolf mempersembahkan koleksi sembilan busana yang menyenangkan dan mendasarkan koleksi mereka dari tiga pola pikiran yang dialami orang-orang selama masa sulit ini, yaitu Anxiety, Confusion, dan Love. Koleksinya mencakup at-home reality dengan busana gaun tidur satin, desain mewah yang terinspirasi oleh bathrobe, dan mantel extravagant yang memastikan kamu tetap social distancing karena hiasan-hiasan besar pada bagian luar mantel. Desain yang menarik adalah gaun tidur merah muda bersulam dengan potongan-potongan renda yang memiliki beragam bentuk emoji. Emoji yang tersulam pada gaun tidur tersebut menunjukkan emosi yang sering terjadi di dalam diri kita, seperti kemarahan, kesedihan, ketakutan, dan berterimakasih.
GIAMBATTISTA VALLI
Koleksi Haute Couture 2020 Giambattista Valli mengekspresikan sudut pandang dia terhadap Paris sebagai kota romantis. Terinspirasi oleh kota tersebut palet warna yang digunakan pada koleksi couture terbarunya adalah "merah seperti bekas lipstik yang sering ditemukan pada cangkir kosong di atas meja kafe Paris, hitam seperti 'Petite Robe Noire', merah muda seperti mawar yang tumbuh di taman-taman kota dan ivory seperti ukiran yang menghiasi jendela dan langit-langit ruangan". Koleksi ini dipersembahkan melewati video dengan klip kota Paris di sebelah rok dan gaun tulle yang dipakai oleh model Joan Smalls. Kreasi ini didedikasikan untuk dunia couture, dengan fantasy-like gowns yang dibuat dengan tulle berlapis-lapis, mousseline dan sifon. Busana yang menarik adalah gaun merah muda yang terbuat dari tulle berlapis dan dua pita hitam kecil pada bagian depannya. Gaun ini juga dilengkapi dengan headpiece yang terbuat dari tulle. Headpiece ini menutupi wajah dan rambut sang model, hingga yang terlihat hanya matanya.
ALEXIS MABILLE
Alexis Mabille membuat video pendek dengan runway di ruangan berwarna fuchsia pink dan satu model yang memamerkan koleksi couture barunya. Koleksi terbaru ini menampilkan 26 busana yang penuh dengan detail dan sangatlah daring. Busana yang termasuk di koleksi mereka ada gaun panjang, mantel, jumpsuits dan banyak lagi. Mereka juga menggunakan warna-warna berani untuk signify "Attitude" dari busana-busana mereka. Tekstur seperti beludru, crepe, organza, dan satin dapat membuat koleksi busan bergerak dengan indah dan effortlessly. Karena pandemi global, rumah mode ini tidak dapat memesan fabris baru sehingga mereka berinovasi menggunakan kain yang tersedia di ruang atelier. Mereka mencoba untuk menyampaikan keanggunan dan sensualitas, visi Mabille tentang Attitude adalah "panggilan untuk optimisme, undangan untuk tersenyum”. Mabille mengatakan bahwa kliennya dapat mengenakan pakaiannya pada kesempatan apapun, mulai dari pergi ke pantai hingga untuk Red Carpet. Salah satu karya yang paling unik untuk adalah gaun hitam dengan deep v-neck plunge pada bagian depan. Gaun tersebut terbuat dari bahan bertekstur yang mengkilap, dengan renda hitam di bagian bawah; bahan mesh dengan motif polkadot menutupi area dada depan, menciptakan garis leher turtleneck, dan dua lengan balon oversized yang benar-benar membuat gaun tersebut menonjol.
RALPH & RUSSO
Merefleksikan keindahan dunia alami dan teknologi masa depan, direktur kreatif Tamara Ralph dari Ralph & Russo terinspirasi oleh Tujuh Keajaiban Dunia. Tahun ini mereka menampilkan koleksi terdiri dari 52 gaun couture yang merayakan budaya melewati warna yang mewakili berbagai negara. Inspirasi warna di balik koleksi ini termasuk sunset tones, samudra biru, rich reds, dan logam berkilauan. Rumah mode ini memilih untuk menunjukkan semua busana couture dengan sketsa dan mengubah sebagian menjadi model 3D untuk menampilkannya secara digital. Yang menarik dari koleksi mereka tahun ini adalah penggunaan avatar model digital Hauli yang menggunakan koleksi couture mereka. Salah satu busana yang terinspirasi oleh Great Wall of China adalah gaun panjang dengan bentuk fishtail. Gaun tersebut berwarna merah muda pucat dengan motif bunga organza berwarna ungu dan hiasan kristal. Tampilan ini dilengkapi dengan voluminous balloon shoulders dan anting-anting bunga besar.
RAHUL MISHRA
Untuk Haute Couture tahun ini Rahul Mishra keluarkan koleksi berjudul Butterfly People. Koleksi couture ini mencoba untuk mengajukan pertanyaan "what is the relevance of couture in such time?". Tujuan gagasan di balik kemewahan yang ingin mereka capai adalah untuk mendorong pekerjaan sustainable dari komunitas pengrajin. Koleksi mereka dipamerkan melalui film pendek dengan gaun couture mereka yang bergoyang secara elegan dan menyatu dengan alam. Mereka memiliki 18 penampilan dan semua menggunakan pola bunga 3D atau bordir. Palet warna busana berputar di sekitar warna-warna pastel dan netral, semuanya dilengkapi dengan aksen bunga-bunga berwarna-warni yang cerah, memberikan keabadian pada gaun-gaun tersebut. Salah satu desain yang unik disebut Sky Cloud Landscape, dan itu adalah gaun bersulam tangan dengan detail 3D dan embellished sequins. Gaunnya terbuat dari organza sutra dan tulle, dengan warna dasar ivory (putih gading). Keunikan dari busana ini adalah Asian-inspired motifs yang sangat elegan dan menutupi seluruh gaun.
IRIS VAN HERPEN
Untuk Fall/Winter 2020, desainer Belanda Iris van Herper memperkuat kualitas mereka busana dengan hanya menciptakan satu gaun yang terinspirasi oleh karya Maurits Cornelis Escher, seniman grafis terkenal. Untuk Haute Couture Week, gaun tersebut ditampilkan melalui film pendek berjudul "Transmotion", dengan konsep pertumbuhan dan regenerasi. Gaun itu terbuat dari organza sutra kasa putih yang menonjol seperti kelopak bunga. Korset pada gaun juga menampilkan siluet hitam seperti akar bercabang dengan antena dan kristal yang berbentuk biji. Siluet gaun berubah dari berbagai sudut pandang, dan bahan lipit mengungkapkan semakin banyak lapisan ketika dipukul dengan cahaya sinar yang kuat. Gaun itu terlihat seperti bentuk kehidupan organik yang dapat berfungsi sendiri dan beradaptasi dengan lingkungan. Menggunakan pemotongan laser dan alat-alat lainnya, desain ini seamlessly combines alam dan teknologi, and taking fashion to the next level.
GUO PEI
Dengan koleksi yang berjudul Savannah, tahun ini label couture Guo Pei memilih untuk menunjukkan busana mereka dengan mini-documentary. Koleksi ini mengeksplorasi wildlife ecosystem Afrika dan telah menjadi rumah untuk berbagai binatang seperti zebra, gajah, jerapah, dan cheetah karena mereka adalah hewan paling energik dan kuat di savannah. Untuk merayakan binatang-binatang ini, Guo Pei membuat 17 busana yang memiliki unsur-unsur binatang tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sulaman 3D dan wol serut sehingga terlihat realistis. Satu hal penting untuk dibahas adalah bahwa mereka sama sekali tidak menggunakan hewan dalam proses pembuatan koleksinya, tetapi mereka menggunakan Piñatex, alternatif kulit yang terbuat dari daun nanas. Gaun penutup koleksi sangatlah unik; ini adalah gaun mini terstruktur yang berwarna putih dan memiliki bentuk bubble pada bagian bawah. Pada desain gaun ini tampak dua jerapah dalam bentuk 3D yang sedang meraih wajah model, dan muncul pada kedua sisi gaun tersebut. Tampilan itu dilengkapi dengan chunky heels dan riasan mata dramatis dengan alis yang terinspirasi oleh motif kulit zebra.
RONALD VAN DER KEMP
Bertujuan untuk new ethics in luxury fashion, untuk musim Haute Couture 2020, Ronald van der Kemp memutuskan untuk menggunakan kembali potongan-potongan dari musim sebelumnya dan menciptakan 28 penampilan baru yang gender-fluid. Busana-busana mereka disebut sebagai "Wardrobe 12" karena rumah couture ini telah memutuskan untuk memanggil pakaian mereka sebuah wardrobe, bukannya koleksi. Hal ini menciptakan rasa timelessness daripada overproduction. Mereka telah dipuji sebagai "upcycling couture". Selain dari lookbook, mereka telah merilis delapan video yang masing-masing diproduksikan dengan tim yang berbeda. Diantara 28 busana, yang sangat menangkap mata adalah gaun panjang fishtail dengan efek 3D yang terbuat dari lipatan kain-kain. Gaun tersebut berwarna-warni dan dapat didefinisikan sebagai abstrak atau an explosion of colors yang tidak mudah terlupakan. (HP)
