Hari ke-tiga perhelatan Jakarta Fashion Week 2021 dimulai dengan pagelaran busana dari Wonderful Indonesia yang menampilkan tiga desainer dengan koleksi-koleksi yang mengangkat tentang seni budaya.
KAMI.
Seperti penampilan dari KAMI.. salah satu merek mode di bawah naungan Indonesia Fashion Forward ini memberikan konsep terbaru dibanding dengan koleksi-koleksi sebelumnya. Mengambil inspirasi dari seni dan kerajinan khas Indonesia yakni batik dan anyaman.
Dengan nama koleksi ‘Bandha’, yang berarti harta karun dalam bahasa Jawa. Koleksi ini menonjolkan beberapa motif batik ternama seperti motif Kawung dan Parang Klitik namun dibalut dengan desain yang sederhana. Selain itu juga hadir motif yang terinspirasi dari anyaman suku Dayak.
Busana yang tampak flowy dengan siluet lebar dan pemakaian kain yang terbilang ringan menciptakan kesan lebih bervolume saat digunakan dan tentunya nyaman untuk sehari-hari dalam segala kesempatan.
Batik Chic
Menuju ke pertunjukan kedua, yaitu penampilan Batik Chic. Di tahun kedelapan tampil di Jakarta Fashion Week kali ini Batik Chic mempersembahkan koleksi BC Peacock yang terinspirasi dari batik lawas asal pekalongan. Batik ini memiliki filosofi dengan lambang ikonis burung merak yang eksotis, burung merak dikenal sebagai burung yang pantang menyerah dan tak ingin dipandang rendah oleh lawannya. Sebuah pelajaran yang dapat dipetik untuk menjadi sosok yang tangguh namun tetap dengan penampilan yang tetap elegan.
Motif yang digunakan di koleksi ini yaitu perpaduan antara teknik batik brush stroke dengan embroidery. Material kain yang digunakan yaitu sutera voile, linen, katun, dan sutera tenun garut. Terlihat warna biru tua, biru muda, krem, hijau lime, merah, dan coklat mendominasi koleksi BC Peacock ini dan diaplikasikan ke dalam 16 look terdiri dari 4 koleksi pria dan 12 koleksi wanita. Selain pakaian Batik Chic juga menampilkan masker yang dapat digunakan sehari-hari.
Yosafat Dwi Kurniawan
Lalu pagelaran busana ketiga ialah Yosafat Dwi Kurniawan yang bertajuk Tribe. Di ajang Jakarta Fashion Week 2021 kali ini, Yosafat Dwi Kurniawan terinspirasi dari kultur dan budaya berbagai suku di Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Diterjemahkan kedalam koleksi busana yang menonjolkan kekayaan budaya di dunia namun tetap dengan aksen modern dan kontemporer.
Nama Tribe diambil dari kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas atau perkumpulan dengan tradisi dan budaya yang sama. Hal tersebut menarik perhatian Yosafat untuk kembali ke kampung halamannya di Pekalongan untuk mengolah kain menggunakan teknik batik cap sebagai tradisi batik Pekalongan. Dalam koleksi ini Yosafat berkolaborasi dengan pengrajin batik lokal dengan menciptakan sebuah motif baru terinspirasi dari motif tribal Aztec, ditambah dengan motif bunga sakura yang terinspirasi dari Jepang. Motif ini kemudian diberi nama Sakura Gerjak yang tampil dengan palet warna hitam dan putih.
Detail dari koleksi Tribe ini banyak mengambil inspirasi dari berbagai suku di dunia, yang pertama ialah detail fringe yang banyak digunakan oleh suku Dogon di Mali. Kedua yaitu detail beading yang kompleks terinspirasi dari suku Hamar di Ethiopia. Serta detai scarf dan draperi yang banyak digunakan oleh suku Tuareg di Niger, Mali, dan Burkina Faso. Detail beading ini merupakan salah satu elemen yang paling rumit karena keseluruhannya dikerjakan dengan tangan. Salah satu detail beading pada sebuah jaket memakan waktu lebih dari 250 jam hanya untuk proses hand beading saja.
Untuk melihat lebih detail pagelaran ketiga desainer Anda dapat menyaksikan di kanal YouTube Jakarta Fashion Week (NDR) Foto: Dok. Jakarta Fashion Week