Indonesia Fashion Forward (IFF) kembali hadir dalam pekan mode terbesar Asia Tenggara, Jakarta Fashion Week. Diselenggarakan secara virtual, acara yang ditayangkan pada 27 November 2020 lalu ini menghadirkan empat desainer yang namanya sudah taka sing lagi. Cotton Ink, Jenahara, dan Rani Hatta menyuguhkan koleksi masing-masing yang semarak dengan penuh warna dan mood yang berbeda, memancarkan ciri khas dan sisi kreativitas dari masing-masing label.
Cotton Ink
Koleksi yang dihadirkan oleh Cotton Ink menyuguhkan pulasan warna-warni dengan permainan motif yang unik. Berkolaborasi dengan seniman Abenk Alter, motif yang dtiampilkan memiliki mood self-love yang tampil pada keseluruhan koleksi dan juga aksesori seperti topi dan masker. Ini bukan pertama kalinya, keduanya berkolaborasi. Sebelumnya Cotton Ink telah bekerja sama mengeluarkan koleksi spesial pada tahun 2017.
Rani Hatta
Berbeda dengan koleksi yang dihadirkan oleh Rani Hatta yang tampil dengan padanan sporty luxe yang mengambil kombinasi warna earthy tone. Bertajuk “Sand Castle”, koleksi yang menghadirkan busana dengan potongan rapi dan oversized casual tailoring ini terinspirasi dari seragam desert soldier yang dikemas ulang menjadi desain yang lebih modern dan lembut. Menekankan pada fungsionalitas pada busana, koleksi ini menyuguhkan zipped dan buttoned shirt atau jacket, structured suit, trench coat, multipocket shirts, denim, safari jackets, sharp collar, dan loose silhouettes.
Jenahara
Lini busana modest wear ini menghadirkan koleksi yang mempertegas sisi tangguh seorang perempuan. Potongan asimetris yang didominasi dengan pulasan warna hitam dan putih ini dilengkapi dengan aksesori yang memberikan kesan fierce dan edgy. Koleksi yang bertajuk “Academia” ini terinpirasi dari perpaduan antara konsep horse riding uniform dan juga school uniform. Seakan mengingatkan pada serial The Umbrella Academy atau Gossip Girl.
“Melalui koleksi ini saya ingin kembali mempertegas kekuatan mix and match pada setiap koleksi JENAHARA, dengan brand kita yang identik dengan warna monochrome, pemilihan bahan serta detail, saya ingin penikmat fashion tau bahwa koleksi JENAHARA sangat timeless untuk dipakai kapanpun. Meskipun trend selalu berubah-ubah, namun koleksi JENAHARA akan selalu bisa dipakai di trend apapun,” tutur Nanida Jenahara selaku Creative Director Jenahara.
SOE Jakarta
Merefleksikan keadaan gaya hidup masyarakat yang berubah cukup drastic menyambut pandemi, SOE Jakarta memutuskan untuk kembali ke akar, kembali pada awal ketika label ini dibuat. Yaitu label yang diciptakan sebagai taman bermain bagi desainer untuk menggabungkan kecintaannya pada kedua dunia, kain tenunan tangan dengan kain teknis dan praktis.
Siluet busana yang longgar, dan berbentuk kotak dengan detail tali yang terinspirasi dari pakaian olahraga, sang desainer menyuguhkan koleksi ini sebagai refleksi masa new normal.
“Saya selalu tertarik untuk membuat active wear, dan di masa new normal ini saya menemukan bahwa sebagian besar pakaian yang saya kenakan adalah pakaian olahraga. Saat menjalani hari, saya mencoba untuk lebih aktif dan mengurangi jejak karbon saya dengan bersepeda atau berjalan kaki. Jadi kami mencoba mengambil beberapa tekstur yang berbeda dari mesh dan kaus 'dry fit' untuk membuat potongan menarik yang akan terlihat cukup bagus untuk Anda pakai untuk bertemu teman atau kolega, namun cukup nyaman dipakai saat bersepeda atau berjalan kaki, ”jelas Monique Soeriaatmadja, Creative Director SOE Jakarta.
Untuk pertama kalinya, perhelatan Jakarta Fashion Week diselenggarakan secara virtual. Disiarkan melalui berbagai platform seperti YouTube maupun TikTok, dan kanal JFW.TV, pagelaran mode terbesar di Asia Tenggara ini menyuguhkan nuansa yang sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. (AU) Foto: Dok. Jakarta Fashion Week
