Di tahun 2020, pencinta mode harus mengucap selamat tinggal kepada salah satu bakat di ranah mode tanah air, Barli Asmara. Pernah didapuk sebagai salah satu kesatria mode dalam Dewi Fashion Knight 2008 dan 2009, Barli selalu sukses menginspirasi banyak orang. Ia dikenal dengan teknik unik dan detail indah pada pakaiannya, seperti teknik macrame, smock, fringe, dan bordir. Mandiri Private mempersembahkan peragaan busana “Tribute to Barli Asmara” untuk mengenang karya-karya Barli kembali di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2021.
Sejak tahun 2016, Barli memulai lini pakaian siap pakai, Barli Asmara Prêt-à-Porter, di www.barliasmara.id. Label ini kemudian diteruskan oleh Leslie Tobing sebagai Direktur Kreatif baru. Koleksi La Danza de La Vida yang tampil pada peragaan busana “Tribute to Barli Asmara” adalah koleksi pertamanya sebagai Direktur Kreatif, menampilkan pakaian siap pakai premium sebagai tanda penghormatannya kepada pendiri label Barli Asmara.
Bukan dengan terlarut dalam duka, Leslie ingin mengenang Barli Asmara dengan cara merayakan hidupnya. Dan salah satu cara yang menyenangkan adalah dengan berdansa. Terinspirasi dari tarian dan kostum meriah dari Amerika Latin, seperti rumba dari Kuba, samba dari Brasil, serta arunguita dari Argentina.
Koleksi ini ingin menonjolkan keindahan dan kebebasan bergerak dari tiap busana yang ditampilkan. Tanpa meninggalkan ciri khas Barli pada siluet ultrafeminin dan penggunaan bahan-bahan seperti brokat, sifon, tulle, dan katun, setiap busana bergerak, melayang, bergoyang, seolah sedang berdansa dalam setiap langkah pemakainya. Aplikasi detail yang menjadi ciri khas dari lini pakaian siap pakai Barli Asmara, seperti ruffle, tangan gembung, dan rok tiered, tetap menjadi detail utama koleksi kali ini.
Sebelumnya, ditampilkan 24 koleksi Barli dari 2008 hingga 2018. Koleksi-koleksi tersebut merupakan koleksi pilihan Barli Asmara dalam buku biografinya 15 Warsa Barli Asmara: di Antara Gemerlap Ornamentasi. Para pencinta mode seakan sedang bernostalgia ketika menikmati peragaan busana kali ini.
Koleksi yang ditampilkan yaitu dari tahun 2008, All about Ribbon, yang menyuguhkan ornamen pita cantik yang memberikan kesan riang dan meriah. Disusul koleksi Royal Smock yang menampilkan teknik smock hasil kerajinan tangan Indonesia. Kemudian berturut-turut, koleksi tahun 2011, Macrame, dengan detail simpul tali yang unik, tahun 2012, The Fringe, yang terinspirasi dari era 1920-an, dan tahun 2013, Royal Embroidery dengan tampilan detail bordir serba putih dan kejelian dalam menghias menggunakan mutiara, mote, quills, dan sequins.
Penampilan dilanjutkan dengan koleksi-koleksi Barli Asmara tahun 2014, Royal Javanese, menampilkan pesona budaya Jawa yang dituangkan dalam gaun bermotif truntum dan Royal Kerancang menampilkan koleksi dengan seni bordir motif bunga, salur, dan lingkaran-lingkaran kecil serta bordir yang dilubangi sehingga menampilkan bahan yang semitransparan. Koleksi tahun 2015, Versailles Garden, terinspirasi dari taman bunga dan kupu-kupu dengan detail yang cukup beragam seperti bordir bunga 3D, bids 3D, flanel, akrilik, dan digital print. Koleksi tahun 2016, Glow of Parai, merupakan lanjutan dari koleksi Versailles Garden namun dituangkan dengan warna dominan hitam dan emas. Menyusul kemudian koleksi tahun 2017, Orchid Fervor, terinspirasi dari bunga anggrek yang dituangkan pada detail penggunaan kain yang dibuat menyerupai kelopak bunga. Peragaan nostalgia ini ditutup dengan koleksi tahun 2018, La Via Boheme, yang terinspirasi dari era 1970-an dengan dominan warna emas serta penggunaan ornamentasi beadings. (NTF) Foto: Dok. Jakarta Fashion Week