Dark Mode Light Mode
Dark Mode Light Mode

Kotak Kenangan Nini Sumohandoyo yang Mewujud Elok

Bagi Nini Sumohandoyo, impian masa kecilnya menjadi benih yang kini tumbuh menjadi sebuah dedikasi baru

Jenama dekorasi rumah terbaru Nini Sumohandoyo® hadir di tengah semaraknya dunia desain interior. Nini Sumohandoyo® mengangkat pernghormatan pada keahlian kerajinan tangan Indonesia, mengejawantahkan refleksi sang pendiri tentang warisan budaya, ketekunan, dan desain yang telah dipikirkannya secara matang.

Sebagai koleksi perdananya, Nini Sumohandoyo®  mempersembahkan 15 edisi terbatas yang terdiri dari nampan, kotak kenang-kenangan (keepsakes), dan kotak warisan (heirloom boxes).  Semuanya hadir dengan ilustrasi pengantin yang dikerjakan dengan teliti oleh tangan-tangan ulet dan terampil yang berkolaborasi dengan jenama ini.

Lahir dari Kenangan Masa Kecil

Dinamai seperti sang pendiri, sejatinya, jenama ini  lahir dari kenangan di masa kecil Nini Sumohandoyo yang banyak dihabiskan di Eropa Timur, ketika ayahandanya bertugas di sana dulu. Nini masih mengingat betul bagaimana dirinya terpukau oleh kesibukan di sudut gift wrapping setiap kali musim Natal tiba.

Advertisement

“Setiap Natal, ayah saya kasih uang jajan lebih untuk beli hadiah untuk diri saya sendiri. Lalu saya akan bilang ke penjaga toko bahwa hadiah itu untuk orang lain, supaya mereka mau membungkusnya,” kenangnya.

Dari momen-momen itu, lahir sebuah ketertarikan tulus pada sentuhan tangan, detail, dan keindahan dalam memberi. Meski kemudian menjalani karier panjang di korporasi, hasrat itu tak pernah sepenuhnya padam. Alih-alih ditinggalkan, ia menyimpannya rapi dalam dirinya, menunggu saat yang tepat untuk menjelma menjadi bentuk baru yang lebih matang dan bermakna.

Koleksi Perdana: “The Brides Series”

Bagai benih yang kini tumbuh menjadi sebuah dedikasi baru, mimpi masa kecilnya itu pun mewujud. Selepas purnatugasnya, ia mendedikasikan dirinya untuk membangun lini aksesori dekorasi rumah ini, yang membungkus narasi budaya dengan ketelatenan dan hati.

"The Brides Series", koleksi perdananya, terinspirasi dari perhiasan pengantin tradisional dari berbagai daerah di Nusantara: Buton, Osing, Dayak, Ewer, Palembang, Jogja, Lampung, Pontianak, hingga Aceh. Detail dekoratif di riasan pengantin yang sarat makna itu ditransformasikan menjadi kotak kenang-kenangan, baki, hingga papan catur, yang masing-masing berbicara lewat visual dan struktur yang elegan.

Setiap benda dalam koleksi ini tidak hanya bercerita tentang tradisi, tetapi juga tentang bagaimana desain dapat menjadi cara untuk menyentuh hal-hal yang bersifat personal: kenangan, identitas, hingga penghargaan terhadap sesuatu yang tak lekang oleh waktu. Itulah mengapa, home décor dalam koleksi ini mewujud dalam bentuk yang begitu personal, misalnya keepsake box yang terinspirasi dari kotak kenangannya sendiri; berisi catatan dari para keponakan, dan foto-foto yang merekam momen kehidupan.

Kerja kolaboratif

Baginya, Indonesia adalah ladang narasi yang kaya, tapi terlalu sering luput mengangkat keindahan craftmanship lokal sebagai bentuk kebanggaan. “Di Eropa, keterampilan seperti mengolah sutra diwariskan lintas generasi dan dihargai tinggi. Di sini, kadang justru dianggap pekerjaan tukang,” ujarnya.

Melalui karya-karya ini, ia pun berusaha menghadirkan kembali kebanggaan itu. Caranya, dengan menghadirkan teknik cetak mumpuni yang melibatkan beberapa seniman khusus di bidangnya. Dalam mewujudkan visinya, Nini bekerja sama dengan Claren dan Reiny (watercolor artist) Hera (priming artist), Jordan (silk screen printing artist), Kurniawan (illustrator) dengan gaya ilustrasinya yang khas, serta Tatia (muse).

Kolaborasinya dengan product designer ternama Alvin Tjitrowirjo pun bukan sekadar teknis, tetapi juga personal.  Alvin menyebut bahwa proyek ini adalah wujud keberanian Nini dalam menghadapi ketakutannya: akan kegagalan, akan penolakan, akan memulai dari nol.

“Bu Nini punya banyak ketakutan, terutama soal kegagalan dan tidak diterima. Tapi bagi saya, proyek ini sudah menjadi tonggak personal: sebuah pembuktian diri yang tak melulu soal profit, tapi tentang menjawab panggilan hati,” ujar Alvin.
 

Barangkali, justru di titik ini pulalah letak kekuatan utama dari karya-karya Nini: bukan pada kemegahan atau kemewahan, tapi pada kejujuran proses dan nilai. Pada keberanian untuk mulai dari nol, mengakui rasa takut, tapi tetap berjalan. Karena ia tahu, setiap kotak, tray, dan keepsake yang ia ciptakan adalah sebentuk doa kecil untuk dunia yang lebih menghargai ketulusan tangan dan ingatan masa lalu.

Teks: Mardyana Ulva
Foto: dok. Nini Sumohandoyo
 

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kolaborasi Sejauh Mata Memandang dan TULUS untuk “Pasar Kita”

Next Post

Menyulam Kehidupan Melalui Seni di ArtMoments Jakarta 2025

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.